Tuesday, March 29, 2011

Local Wisdom - Apa yang kupelajari dari KEHIDUPAN

Tuhan tunjukkanlah jalan-jalanMu, supaya aku mengenal Engkau (dikutip dari Keluaran, Musa). Lebih penting berada di jalan Tuhan daripada sekedar mengalami mujizatNya. Lebih baik mengenal jalan-jalanNya daripada sekedar mengalami perbuatan tanganNya.... selamat menjalani kehidupan dalam perkenanan Tuhan Yesus...
Kebesaran hati dilatih lewat kesediaan membuka telinga terhadap berbagai suara yang berbeda, dari yang berbisik, mendesis, berteriak, dan sumbang. tapi kalau sudah jarang mendengar suara merdu, entah hatinya yang sudah terlalu besar atau telinga yang tersumbat... (Rony C. Kristanto)
bahwa ada yang tidak memahami apa yang sedang dilakukan, itu adalah hal yang wajar... motivasi hati lebih kuat berbicara... nurani akan mengemuka suatu waktu... dan kebenaran akan tampil seperti fajar...
yang terpenting adalah semuanya berdasarkan kebenaran dan kasih... tidak terlalu penting apakah orang lain memahami atau tidak, atau bahkan hanya nanti bila telah berjumpa dengan Tuhan...
 
 
 
 
 
 

Wednesday, March 16, 2011

...Berdiamlah..Berhentilah.........Berdiamlah...

Berhentilah sejenak, dan temukanlah..
Bahwa Allah adalah Allah.
Berhentilah menggapai ke belakang ke dalam harta anda sendiri yang berupa keamanan.
Berhentilah mencoba untuk berusaha sendiri..
Berhentilah memanipulasi orang-orang dan situasi.
Berhentilah mencari-cari dalih atas perbuatan-perbuatan anda,..
yang tidak bertanggung jawab....
Berhentilah mengabaikan realita..
Berhentilah merasionalisasi cara anda melalui kehidupan......................Charles R. Swindoll

From: Einuke Dyah

Thursday, March 10, 2011

Surat dari Ignatius, Bishop dari Antiokhia


Kepada Orang Efesus
Ditulis dari Smirna, dimana Ignatius dan pengawal militernya beristirahat dalam perjalanannya ke Roma melalui jalan utara ke Troas. Ini adalah suratnya yang terpanjang. Empat utusan, termasuk bishop Onesimus yang rendah hati, telah dikirim oleh gereja Efesus terdekat, untuk menyambut dan mendukung sang martir. Salah satu dari mereka, diaken Burrhus, bergabung dengan Ignatius ketika di Troas, dan mungkin bertindak sebagai pembantunya (Phillad 11:2).
Ignatius mengambil kesempatan untuk mengucapkan terima kasih kepada orang-orang Efesus untuk kebaikan mereka. Sambil memuji mereka untuk kesatuan dan keteguhan iman mereka, ia memperingatkan mereka dari perpecahan dan ajaran bidat Docetis yang disebarkan oleh guru-guru mereka.

TAFSIR KITAB PENGKHOTBAH: PERGULATAN HIKMAT DALAM KITAB PENGKHOTBAH

Menelusuri Perkembangan Tradisi Hikmat dalam Kitab Pengkhotbah
Oleh: Romo V. Indra Sanjaya, Pr

Pendahuluan

Panitia Simposium Nasional ISBI tahun 2010 sepakat mengusung tema besar “Perkembangan Tradisi Hikmat dalam Alkitab.” Tema besar ini kemudian dijabarkan dalam 6 (enam) topik yang kalau diperhatikan sebenarnya mengikuti perkembangan kronologis. Kita akan berbicara mulai dari Kitab Amsal, yang dianggap menyimpan tradisi hikmat Israel yang tertua, sampai dengan surat-surat Paulus, dan diakhiri dengan perjumpaan tradisi Alkitabiah dengan kearifan lokal.
            Tema yang dipercayakan kepada penulis adalah tradisi hikmat dalam kitab Pengkhotbah. Sebenarnya Panitia menyodorkan dua kemungkinan pilihan, yaitu kitab Ayub atau kitab Pengkhotbah. Kitab Pengkhotbah akhirnya dipilih dengan sebuah pertimbangan pribadi belaka. Sesuai dengan tema besar yang diusung Panitia, paper ini penulis beri judul “Pergulatan Hikmat dalam Kitab Pengkhotbah. Menelesuri Perkembangan Tradisi Hikmat dalam Kitab Pengkhotbah.”
            Sebagaimana tercantum dalam judul panjang ini, paper ini berusaha melihat perkembangan tradisi hikmat sebagaimana terungkap dalam kitab Pengkhotbah. Akan tetapi, supaya pembahasan bisa menjadi lebih terpusat, perkembangan tradisi itu akan dilakukan dengan memperhatikan suatu topik tertentu.

Tuesday, March 1, 2011

Film Shadow Play Dan POSISI KEBANGSAAN INDONESIA (SEBUAH REFLEKSI)

Pendahuluan
Peristiwa tragis 30 September 1965 pasti tidak dapat dilupakan oleh bangsa Indonesia. Betapa tidak, pada malam itu telah terjadi pembunuhan terhadap beberapa jendral yang memiliki pengaruh besar dalam perjalanan bangsa Indonesia. Setelah peristiwa tersebut dan selanjutnya, pengalaman pahit tidak pernah dapat terlupakan. Terutama pada para anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan semua orang yang dianggap berafiliasi dengan PKI.
Tetapi apakah sebenarnya yang terjadi? Benarkah PKI berada di balik semua kejadian tersebut? Benarkah seperti apa yang selalu didengungkan oleh Soeharto dengan rejim Orde Baru-nya? Sebuah peristiwa dengan trauma mendalam yang tidak mungkin dihilangkan dari memori bangsa Indonesia telah terjadi. Tetapi, menyitir pernyataan seorang filsuf, kebenaran tetaplah kebenaran, betapapun kebenaran itu disembunyikan.

Revival / Kebangunan Rohani

Ketika mendengar frasa ‘kebangunan rohani’, banyak orang berpikir tentang ibadah yang hingar bingar, mendatangkan pembicara terkenal, dana yang besar, dihadiri oleh ribuan orang, dengan panitia yang telah sibuk bahkan sejak jauh hari, dan kemudian kebaktian berlangsung dengan meriah… lalu? Selesai! That’s it! Apa sebenarnya kebangunan rohani itu?
Situasi di sekitar kita
Bila kita melihat keadaan kita dan dunia sekitar kita, mau tidak mau kita harus mengakui bahwa sedang terjadi degradasi moral yang sangat parah. Segala macam dosa sekarang biasa kita dengar. Free seks, pembunuhan, iri hati, dengki, perselisihan, korupsi, hukum yang tak bisa tegak berdiri… Manusia lebih mementingkan diri sendiri dan tidak peduli orang lain! Bagaimana dengan orang Kristen? Ternyata justru di tempat dimana diharapkan kebenaran dan terang bersinar, yang ada hanya kesuaman. Ibadah seakan menjadi sekedar rutinitas, tanpa kuasa, tanpa perubahan. Jemaat pulang tanpa sukacita baru. Oleh para pemimpin, jemaat dianggap tidak peduli lagi, tidak rohani, tidak mendukung gereja, mementingkan diri sendiri, egois, dan mudah sakit hati. Oleh jemaat, para pemimpin rohani dianggap otoriter, tidak mengasihi, suka menyakiti, tidak peduli…