Thursday, February 10, 2011

Tafsir 1 Yohanes 1:1-4

“Teguh dalam Kasih & Kebenaran”

Pendahuluan
Penulis: Secara tradisional, surat 1 Yohanes dianggap ditulis oleh Yohanes, murid Yesus, di samping Injil Yohanes, 2 dan 3 Yohanes. Memang Yohanes tidak memperkenalkan dirinya dengan menyebut namanya, namun bapa-bapa gereja abad kedua menegaskan bahwa Yohaneslah penulisnya (di antaranya: Papias, Ireneus, Tertulianus, dan Klemens).[1]
Tahun & Tempat Penulisan: Diperkirakan surat ini ditulis antara tahun 85-95M, namun para sarjana yang lebih kritis memperkirakan tahun 100-110M sebagai tahun penulisannya[2]. Karena penulis tidak mencantumkan tempat/alamat tujuan surat, maka penjelasan paling masuk akal adalah bahwa surat ini ditulis di Efesus, kepada jemaat di Efesus dan juga beberapa jemaat lain di sekitarnya.
Tujuan Surat: Keadaan kekristenan pada waktu itu sedang mengalami tekanan pengajaran Gnostik[3], dengan serangan utama menyatakan bahwa Yesus tidak datang sebagai manusia sejati, melainkan hanya secara rohani. Tubuh yang dimiliki Yesus seakan-akan memang berwujud, tetapi sebenarnya tidak demikian. Nah, surat 1 Yohanes ini memberikan pemahaman yang benar dengan menyatakan bahwa Yesus datang sebagai manusia, dalam daging. Tujuan kedua adalah untuk menolong orang Kristen dalam membedakan manakah pengajar-pengajar yang benar (tidak palsu), yaitu dengan melihat etika hidup mereka, pengajaran mereka tentang Yesus, dan kasih mereka kepada sesama.

 
Garis Besar Isi: Penulis menginginkan agar pembacanya tidak hidup dalam dosa (2:1) dan supaya mereka yang percaya kepada Anak Allah tahu bahwa mereka memiliki hidup kekal (5:13). Para pengajar sesat disebutnya antikris (2:18-19), yaitu mereka yang dulunya adalah pemimpin gereja tetapi sekarang mereka menyangkal Yesus yang hadir dalam tubuh manusiawi.
Penulis mendeklarasikan Firman Hidup kepada pembacanya (1:1-4) supaya mereka memiliki persekutuan dengan Allah dan Yesus Kristus. Dia menunjukkan bahwa persekutuan sejati  dengan Allah berarti: 1). Dari sisi Kristus: penebusan dan pembelaan-Nya (1:7; 2:2; 3:5; 4:10; 5:11-12, dan 2). Dari sisi manusia: kekudusan (1:6), ketaatan (2:3), kemurnian (3:3), iman (3:23; 4:3; 5:5), dan kasih (2:7; 3:14; 4:7; 5:1). Inilah kesaksian yang dengannya pembaca boleh yakin bahwa mereka memiliki hidup yang kekal.

Pendalaman Alkitab 1 Yoh 1:1-4
1:1Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
Firman hidup Yohanes menyatakan bahwa ‘Firman hidup; adalah pokok dari apa yang akan dibicarakan kemudian dalam suratnya. Siapakah Firman hidup itu? Kalau kita menelusur ke Yohanes 1:1,14, kita mendapati bahwa yang dimaksud dengan Firman Hidup oleh Yohanes dalam ayat ini tidak lain adalah pribadi Yesus. Yesus adalah Sang Firman yang berinkarnasi[4] menjadi manusia (daging). “Firman itu telah menjadi manusia [sarx, flesh, daging] dan diam di antara kita …” (Yoh 1:14). Firman Allah itu menjadi manusia. Dia hidup!
Yesus adalah Sang Firman Allah itu sendiri, Dia juga adalah Sang Firman dari Allah, dan Dia hidup! Puji Tuhan! Kita memiliki Firman yang hidup, bukan firman yang mati. Firman yang bukan hanya dapat dibaca dalam tulisan, melainkan Firman yang hidup dan memahami kehidupan manusia, sebab Dia mengalami hidup manusia!
Apa yang telah ada sejak semula Yohanes menyatakan bahwa Sang Firman itu, telah ada sejak semula. Kata yang dipakai untuk ‘semula’ adalah arche (bnd. Yoh 1:1). Kata ini menunjukkan suatu substansi dari yang telah ada, bahkan sejak kekekalan. Dengan demikian, Yohanes mau menunjukkan bahwa keberadaan sang Firman itu telah ada sejak kekekalan. Ia melampaui jaman, sebelum dan sesudah jaman.
yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami… itulah yang kami tuliskan kepada kamu. sang Firman yang menjadi manusia itu nyata. Ia berhubungan dengan manusia. Yohanes menyatakannya dengan sangat jelas: Firman itu didengar, dilihat, disaksikan, dan diraba… ia benar-benar hidup sebagai manusia. Gnostik menolak kenyataan bahwa Yesus sungguh-sungguh menjadi manusia dalam wujud daging. Bagi mereka, Yesus hanya seolah-olah berdaging. Tetapi jelas sekali bahwa seorang ‘saksi mata’ lebih signifikan kesaksiannya daripada seorang yang berpraduga. Yohanes secara telak membuktikan bahwa paham gnostik itu salah! Apa yang ditulis oleh Yohanes dan dibaca oleh jemaat, bukanlah sebuah karangan imajiner… ini adalah fakta.
Yohanes dan juga para saksi mata memberi kita suatu kepastian bahwa Yesus adalah Sang Firman yang menjadi manusia. Ia nyata, bukan khayalan, bukan ilusi. Ia pernah hadir dalam sejarah manusia sebagai manusia. Kita mendapat keyakinan bahwa kenyataan kehadiran Yesus dalam sejarah memberikan kita kepastian akan kebenaran semua karya-Nya bagi kita, sekaligus empatinya bagi hidup kita.

1:2Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.
Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal,… Firman hidup, yaitu Yesus Kristus, yang telah dinyatakan oleh Allah Bapa dan telah dilihat oleh Yohanes, itu memberikan kehidupan kekal. Kehadiran Sang Firman dalam dalam sejarah dunia adalah untuk memberikan hidup kekal (cf. Yoh 3:16). Karena kehidupan kekal hanya dapat diberikan oleh pemilik hidup kekal, maka pemilik hidup kekal itu berkenan memberikannya kepada mausia melalui jalan kehadiran Sang Firman ke dalam dunia. Tidak ada jalan lain (cf. Yoh 14:6). Jalan lain hanyalah seperti jalan, ttapi sebenarnya bukan jalan. Nah, mereka yang mendengar pemberitaan tentang hidup kekal melalui Sang Firman hidup dan menerimanya, mereka memiliki hidup kekal itu.
Hanya dalam Yesus, Sang Firman hidup, ada hidup kekal. Terpujilah Allah! Ia telah memberikan Firman-Nya menjadi jalan bagi kehidupan kekal. Karena kehidupan kekal adalah diri-Nya sendiri, maka Ia memberikan diri-Nya. Sekarang ada harapan: manusia dapat memiliki hidup kekal, yaitu dalam Firman hidup, Yesus Kristus, yang karenanya Yohanes memberitakannya.
yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Yang dimaksud di sini adalah bahwa hidup kekal itu berasal dari Sang Firman hidup, yang ada bersama Bapa dalam kekekalan. Adalah benar bahwa Sang Firman Allah ada sejak kekal, sama kekalnya dengan Allah itu sendiri. Maka juga merupakan kemustahilan bila Sang Firman itu, menurut pandangan Saksi Yehova, diciptakan. Sebab bila demikian, bagaimana mungkin Allah menciptakan Firman dengan Firman. Firman itu, yang dalam sejarah berinkarnasi dalam wujud manusia Yesus, sesungguhnya telah ada sejak kekekalan, dalam substansinya sebagai Firman Allah. Secara manusiawi, Yesus memiliki awal dalam kelahirannya, tetapi secara substansi, Ia yang adalah Sang Firman, ada dalam kekekalan bersama Allah, yang adalah kekal. Dalam Yesus, Firman itu dinyatakan kepada manusia, dan Yohanes adalah salah satunya yang menerima penyataan-Nya itu.
Ia yang ada dalam kekekalan bersama Allah, yang adalah kekal, adalah sebuah jaminan bahwa kita yang percaya kepada-Nya, juga dapat bersama-sama dengan Allah dalam kekekalan nantinya… Tanpa Ia yang kekal itu dinyatakan, kita tidak memiliki kemungkinan untuk mengalami kekekalan. Oleh kasih-Nya, Sang Firman itu telah dinyatakan… Haleluya!

1:3Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
Pemberitaan akan Sang Firman itu menghasilkan persekutuan/kebersamaan. Persekutuan dalam kehidupan kekal, dalam hubungan seorang akan yang lain, dan persekutuan dalam kebenaran. Maka, mereka yang menerima pemberitaan itu, mengalami persekutuan dengan Bapa, Yesus Kristus, dan orang-orang yang juga menerima pemberitaan itu. Bukan sekedar sebagai kesamaan nasib atau pandangan, melainkan lebih kepada sebuah hubungan karena pendamaian dari Allah dan kepada Allah,  dan kemudian juga dari dan kepada sesama.
Kita, yang menerima Sang Firman yang dinyatakan oleh Bapa dan diberitakan dalam tulisan ini, menerima persekutuan dengan Allah dan dengan sesama. Keterpisahan telah diselesaikan, baik kepada Allah dan juga kepada manusia. Kita sekarang dapat bersekutu dengan Allah, dan sekaligus juga dapat dan harus dapat bersukutu dengan mereka yang menerima pemberitaan itu.
1:4Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
Kesempurnaan sukacita sejati hanya diperoleh dari mereka yang menerima Sang Firman. Penerimaan pemberitaan itu membawa konsekwensi logis kehidupan kekal. Maka ketika Yohanes menyampaikannya, ia memiliki tujuan supaya pembaca menerimanya, sekaligus berarti memiliki hidup kekal itu. Maka, sukacita sejati menjadi milik orang-orang yang menerima pemberitaan itu.
Dunia mencari sukacita, tetapi tidak mungkin pencarian itu mendapatkan hasilnya. Allah menawarkannya, apakah Anda mau menerimanya? Satu-satunya sukacita sejati, yang melampaui semua sukacita imitasi dunia, tersedia bagi kita. Bila saat ini kita belum mengalami sukacita itu, adalah saat yang tepat untuk menerima Sang Firman, yang dinyatakan Bapa dan diberitakan oleh hamba-Nya. Tuhan memberkati!




[1] Keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada www.wikipedia.org dan www.sabda.org . Karena dalam PA ini data-data hanya dipakai untuk memberikan pemahaman yang cukup, tetapi tidak dimaksudkan untuk secara historis kritis membuktikan siapa penulisnya, maka cukuplah bila diasumsikan bahwa pandangan tradisional ini memadai.
[2] Harris, Stephen L., Understanding the Bible, “1 John”, hlm.355-356
[3] Gnosticism (Greek: γνσις gnōsis, knowledge) adalah sebuah aliran yang mengagungkan pengetahuan non ilmiah, terdiri dari berbagai sistem kepercayaan yang secara umum mengajarkan bahwa dunia material diciptakan oleh semacam ‘allah’. Kelompok ini merasa memiliki pengetahuan lebih dari orang lain.

[4] Inkarnasi dimaksudkan sebagai suatu tindakan masuk ke dalam daging. Kata ‘en’ (di dalam) dan ‘carne’ (daging). Kata ini spesifik dikenakan kepada Yesus untuk memahami bahwa Firman Allah sekarang telah bermanifestasi dalam konteks manusia sebagai manusia Yesus.

1 comment:

  1. שלום/ shalom. Do Injil Markus 12 ayat 29 Yesus pernah mengutip ayat dari Ulangan 6 ayat 4 yang berbunyi sebagai berikut :

    Teks Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד. "

    Cara membacanya, “ Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH( Adonai ) ekhad. "

    ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד
    Barukh Shem kevod malkuto le'olam va'ed

    🕎⁦✡️⁩🐟📜⁦🖖🏻⁩⁦✝️ש⁦🗺️⁩⁦🕊️⁩🌾🍇🍎🍏

    ReplyDelete