Friday, February 25, 2011

HATI YANG DIPERBAHARUI


“Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” (Yeh 36:26)
Yehezkiel 36:1-38 memaparkan tentang umat Tuhan  dan apa yang akan dilakukan Tuhan kepada mereka. Mereka berada dalam keadaan yang tercela dan terjajah. Hal ini terjadi karena dosa mereka, yaitu ketidaktaatan mereka kepada firman dan ketetapan Tuhan. Hati mereka keras, tidak taat, dan berlaku jahat. Dengan cara demikian, nama Tuhan dinajiskan. Tetapi, justru dalam keadaan yang demikian, Tuhan kemudian berjanji untuk memberikan hati yang baru dan roh yang baru, yaitu hati yang taat dan bukan hati yang keras. 
Mengapa harus hati yang baru? Karena segala sesuatu bersumber dari hati! Apa yang dilakukan, berasal dari hati. Hati bukanlah lever, melainkan manusia batiniah atau esensi diri manusia. Karena kedegilan umat Tuhan, sampai-sampai Tuhan harus mengganti hati mereka dengan yang baru. Sebenarnya ini menunjukkan betapa tingkah laku umat Tuhan pada waktu itu sudah sangat parah. Ya, satu-satunya cara adalah mengganti hati, bukan sekedar memperbaiki. Ini adalah perubahan radikal! Tujuannya: supaya mereka dapat taat kepada Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Sebenarnya peristiwa-peristiwa dan situasi-situasi yang terjadi dalam hidup kita adalah proses yang sedang dipakai Tuhan untuk membentuk kita. Setiap respon yang benar terhadap situasi tersebut akan menjadikan kita semakin berkenan di hadapan Tuhan. Tetapi, bila kita tidak berespon dengan benar, maka mungkin sekali Tuhan membiarkan kita mengalaminya lebih lama lagi, sampai kita tahu apa maksud-Nya. Di sinilah diperlukan kesediaan hati untuk diperbaharui. Kesediaan untuk belajar untuk memahami jalan-jalan Tuhan.
Tuhan menghendaki kita menjadi ‘mempelai Kristus’ yang siap menyambut kedatangan-Nya. Bahkan kalau itu berarti kita harus merelakan diri untuk dibentuk dan dibaharui.

Saturday, February 12, 2011

ENGKAU BERHARGA DI MATA TUHAN


Yesaya 43:1-7

“Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku mengasihi ini engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.” (ay.4)
Firman ini diberikan Tuhan melalui nabi Yesaya kepada bangsa Yehuda yang sedang ada dalam pembuangan. Mereka dalam kondisi tertawan, dan hidup dalam kesengsaraan. Mengapa? Karena mereka berdosa kepada Tuhan (cf. Yes 42:18-25). Mereka tidak mengikuti jalan yang ditunjukkan dan tidak mendengar pengajaran dari Tuhan (Yes 42:24). Tetapi, di tengah keadaan yang demikian, Tuhan menyatakan anugerah-Nya. Memang Dia memakai bangsa-bangsa lain untuk menghukum Yehuda, tetapi kasih-Nya dinyatakan. Tuhan menyatakan anugerah-Nya karena mereka berharga di mata Tuhan (ay.4). Bukti keberhargaan tersebut ditunjukkan dengan Tuhan menebus mereka dengan bangsa-bangsa lain. Bahkan, Dia menyertai mereka. Ini membuat mereka berbalik kepada Tuhan dan tidak takut menghadapi tantangan kehidupan (ay.5-7).
Seharusnya, kita termasuk orang-orang yang seharusnya binasa. Tetapi, karena anugerah dan kasih-Nya, kita ditebus dan diselamatkan. Oleh darah Yesus, kita telah diangkat menjadi anak-anak-Nya. Hidup kita berharga di mata Tuhan. Menyadari keberhargaan yang diberikan tersebut, marilah kita menghargai status kita sebagai orang-orang tebusan Tuhan dengan mengembangkan semua potensi dan karunia bagi kemuliaan Tuhan. Bukan saatnya lagi untuk merasa kecewa dan ‘memendam’ talenta yang diberikan. Apapun yang dapat kita lakukan, sekalipun kecil, lakukan demi memuliakan Tuhan, yang telah mengangkat kita menjadi anak-Nya. Terpujiah TUHAN !

Thursday, February 10, 2011

Tafsir 1 Yohanes 1:1-4

“Teguh dalam Kasih & Kebenaran”

Pendahuluan
Penulis: Secara tradisional, surat 1 Yohanes dianggap ditulis oleh Yohanes, murid Yesus, di samping Injil Yohanes, 2 dan 3 Yohanes. Memang Yohanes tidak memperkenalkan dirinya dengan menyebut namanya, namun bapa-bapa gereja abad kedua menegaskan bahwa Yohaneslah penulisnya (di antaranya: Papias, Ireneus, Tertulianus, dan Klemens).[1]
Tahun & Tempat Penulisan: Diperkirakan surat ini ditulis antara tahun 85-95M, namun para sarjana yang lebih kritis memperkirakan tahun 100-110M sebagai tahun penulisannya[2]. Karena penulis tidak mencantumkan tempat/alamat tujuan surat, maka penjelasan paling masuk akal adalah bahwa surat ini ditulis di Efesus, kepada jemaat di Efesus dan juga beberapa jemaat lain di sekitarnya.
Tujuan Surat: Keadaan kekristenan pada waktu itu sedang mengalami tekanan pengajaran Gnostik[3], dengan serangan utama menyatakan bahwa Yesus tidak datang sebagai manusia sejati, melainkan hanya secara rohani. Tubuh yang dimiliki Yesus seakan-akan memang berwujud, tetapi sebenarnya tidak demikian. Nah, surat 1 Yohanes ini memberikan pemahaman yang benar dengan menyatakan bahwa Yesus datang sebagai manusia, dalam daging. Tujuan kedua adalah untuk menolong orang Kristen dalam membedakan manakah pengajar-pengajar yang benar (tidak palsu), yaitu dengan melihat etika hidup mereka, pengajaran mereka tentang Yesus, dan kasih mereka kepada sesama.