Saturday, October 30, 2010

Menyambut Tuhan Yesus


Markus 12:1-12
Menerima Firman
Bangsa Israel adalah bangsa pilihan Allah. Namun mereka juga adalah bangsa yang tegar tengkuk. Ketika Yesus datang ke dunia sebagai manusia, mereka menolakNya. Apalagi para imam dan alhi Taurat. Dengan semua konsep yuang mereka miliki, mereka menolak kehadiran Yesus sebgai Mesias. Sama seperti perlakuan nenek moyang mereka terhadap para nabi, demikian perlakuan mereka kepada Yesus, sang Anak Allah.
Konsep, paradigma, atau cara berpikir kita bisa saja menjadi penghalang penggenapan janji Tuhan bagi hidup kita. Paradigma telah dibentuk sejak manusia lahir, merupakan kumpulan pengalaman-pengalaman masa lalu yang dipakai untuk menilai situasi sekarang dan yang akan datang. Itulah yang terjadi dalam diri para imam dan ahli Taurat. Bagi emreka, Mesias haruslah seorang penyelamat gagah perkasa, lahir dalam lingkungan istana, pembebas bangsa (baik secara politik maupun ekonomi tentunya). Biasanya, seseorang sulit untuk menerima sesuatu yang baru, apalagi bila hal tersebut berbeda dengan konsep yang telah dimilikinya selama ini. Paulus mengingatkan agar kita menundukkan pikiran kita kepada Kristus (2 Kor 10:5).
Bagaimana seharusnya sikap kita? Diperlukan kerendahan hati dan kesediaan untuk menerima karya Allah dalam hidup kita. Kerendahan hati berarti kemauan untuk melihat dan menerima bahwa apa yang Tuhan berikan kepada kita adalah sesuatu yang baik. Mungkin itu tidak seperti yang kita inginkan, tetapi rencana Tuhan selalu yang terbaik bagi kita. KehendakNya adalah demi kebaikan kita. Bila kita menolak kehendak Tuhan, sebenarnya kita sedang merugikan diri sendiri.
Merenungkan Firman
1.      Para imam dan ahli Taurat menolak Yesus. Mengapa mereka bersikap demikian?
2.      “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru”. Tuhan Yesus adalah batu penjuru hidup kita. Bagaimana kita merefleksikan hal ini?
Melakukan Firman
Mari kita belajar untuk menerima semua kehendak Allah dalam hidup kita, sekalipun mungkin hal itu berbeda dengan keinginan kita. Percayalah bahwa rencana Tuhan pasti yang terbaik bagi hidup kita.

No comments:

Post a Comment