Saturday, November 20, 2010

PERSEMBAHAN DALAM PERJANJIAN LAMA


Mengapa kita mempelajari persembahan dalam PL? Satu-satunya alasan terbaik adalah bahwa pada jaman Yesus, tidak ada pengurangan peraturan persembahan. Justru yang ada adalah peningkatan kualitas persembahan itu. Benarkah? Mari kita telusuri secara singkat bagian demi bagian dari tulisan ini.
BENTUK AWAL
Persembahan dalam PL, dalam bentuk awalnya dapat kita temukan dalam kisah Kain dan Habel (Kej.4:3-4 “minchah”- memberikan). Juga pada saat Abram mendirikan mezbah, setelah TUHAN menampakkan diri kepadanya (Kej 12:7-8  “mizbeach” akar kata “zabach” - memberikan). Lalu, ketika Abram bertemu dengan Melkisedek, ia memberikan sepersepuluh dari semua jarahan (Kej 14:18-20 “ma`aser – bagian kesepuluh). Ia memberikannya karena Allahlah yang telah menyerahkan musuhnya kepadanya.
  • Dari semua kisah awal ini, persembahan bermakna ungkapan syukur atas berkat Tuhan dan pernyataan kebergantungan kepada Tuhan.
TIGA JENIS PERSEMBAHAN
1.      Persembahan Khusus
Ketika Musa mendapat perintah TUHAN untuk mendirikan Tabernakel (Kemah Suci), TUHAN meminta umat Israel untuk memberikan persembahan khusus (Kel 25:1-7; 35:4-19,20-29). Persembahan khusus ini dipungut, tetapi diberikan menurut dorongan hati masing-masing. Persembahan ini juga disebut persembahan sukarela.
  • Persembahan ini diberikan untuk tujuan-tujuan khusus yang TUHAN tetapkan. Merupakan ‘senyawa’ dari kewajiban-sukarela.
2.      Persembahan Korban
Dalam ibadah PL, ada beberapa persembahan wajib yang disebut korban. Di antaranya: korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan, korban penghapus dosa, dan korban penebus salah, dll (Imamat 1-5).
  • Korban-korban ini merupakan bayang-bayang dari penebusan Kristus (atau digenapi oleh penebusan Kristus melalui pengorbanan diri-Nya - Kol 2:17; 1 Petrus 1:18-19).
3.      Persembahan Persepuluhan
Ketika Israel ada di pandang gurun, mereka memberontak kepada Tuhan dengan membuat patung anak lembu emas (Kel 32). Lalu Musa meminta siapapun yang berdiri di pihak TUHAN bergabung dengan dia (ay.25-26). Lewi berada di pihak TUHAN. Lewi berbakti kepada TUHAN (ay.29), menjadi suku khusus yang melayani TUHAN (bersama imam Harun dan keluarganya).
Pada saat pembagian tanah milik pusaka, suku-suku Israel mendapat tanah, tetapi Lewi tidak. Suku-suku lain dapat mengerjakan tanah untuk mendapat nafkah kehidupan, sedangkan Lewi tidak, karena Lewi bekerja melayani TUHAN dan menyelenggarakan ibadah kepada TUHAN (Bil 3:12). Maka supaya mereka juga mendapat makanan, TUHAN menetapkan Lewi mendapatkan persembahan persepuluhan dari suku-suku Israel (Bil 18:21). Para Lewi juga harus memberikan persembahan kepada imam (Bil 18:25-28).
  • Ini adalah kearifan ilahi - sebelas suku Israel menghidupi satu suku Lewi, satu suku Lewi menghidupi satu kaum imam! Prinsip: kesetaraan taraf kehidupan! Dalam perkembangan selanjutnya, persembahan persepuluhan diperuntukkan bagi tiga kepentingan: para Lewi, orang miskin (orang asing, anak yatim dan janda),  dan perayaan (Ulangan 14:23, 26:12).
Pada jaman setelah Hakim-Hakim sampai Nabi-Nabi, persembahan persepuluhan tetap berlangsung dengan pengorganisasian yang lebih baik. Ada rumah perbendaharaan di Bait Allah, sebagai tempat mengumpulkan persembahan (Neh 10:38; 12:44). Demikianlah ketika Maleakhi mengumumkan tegurannya (Mal 3:10). Sistem diorganisir dengan baik, tujuan tetap sama.
IMPLIKASI
  1.  Persembahan adalah ungkapan syukur dan pernyataan kebergantungan kita kepada TUHAN. Memberikan persembahan adalah sebuah kehormatan untuk menyatakan diri berada di bawah berkat TUHAN. Memberikan sedikit karena pelit tidak memberikan benefit  apapun. Memberikan dengan tidak rela sama saja dengan menyatakan tidak percaya bahwa semua yang kita punya berasal dari TUHAN.
  2. Persembahan korban penebus dosa/salah tidak diperlukan karena pengorbanan Kristus telah menggenapinya. Bahkan kalau kita mau tetap mengikuti sistem PL dalam penebusan dosa, kita tidak mungkin memenuhinya.
  3. Perjanjian Baru tidak pernah menghapus jenis persembahan khusus dan persepuluhan (Mat 23:23). Bahkan bila kita mau jujur, kualitasnya didorong sampai titik tertinggi (keadilan, belas kasih, kesetiaan). Surat Roma justru menegaskan bahwa bukan hanya sepersepuluh, tetapi seluruh (Rom 12:1). Bait Allah disebut ‘rumah persembahan’ (the house of sacrifice – 2 Taw 7:12). Biarkan hidup kita jadi the house of sacrifice.

No comments:

Post a Comment